Menangkap Fenomena Puisi Bersama Ricky Syah

Pertemuan FAMe ke-28 
Tempat: Aula BPNB Aceh

Hari dan Tanggal: Rabu, 24 Januari 2018 
Tema : Menangkap Fenomena ke dalam Puisi
Pemateri : Ricky Syah R (Alumnus Majelis Sastra Asia Tenggara) 
Notulis : Ihan
Moderator : Maman Abdullah



Penulis pemula butuh motivasi dalam menulis, kebanyakan penulis pemula cepat sekali merasa bosan dan mentok dalam menulis, karena itu perlu disiasati dengan beberapa hal:

1. Niat
Ricky selaku pemateri mengutip salah satu hadis yang berbunyi: 

“Innamal a’malu bin niat: Sesungguhnya amal perbuatan itu bersatunya pada niat”.

Sesuatu yang dimulai dengan niat baik, maka ia akan sampai pada muara kebaikan pula: kegiatan baik, teman-teman baik, lingkungan baik, pekerjaan baik, hasil yang baik, bahkan ‘seseorang’ yang baik. Namun jika sesuatu itu dimulai dengan niat tak baik, maka ia juga akan menuai hasil yang tidak baik. 

Macam-macam niat menulis: 
  1. Bermanfaat (kebaikan sosial)
  2. Populer (terkenal)
  3. Finansial (banyak penghasilan)
  4. Hiburan (sebatas kesenangan)
Menulis Menurut Para Pendahulu:

Setiap penulis akan mati, hanya karyanyalah yang abdi, maka tulislah sesuatu yang membahagikan dirimu di akhirat nanti. (Ali bin Abi Thalib).

Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah. (Imam Al-Ghazali)

Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah pekerjaan keabadian. (Pram).

Puisi adalah karya sastra yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dengan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). (Waluyo).

Bentuk Puisi bisa seperti apa saja. Tidak terikat pada peraturan baku. Ada yang zig-zag, melingkar, lurus, dan lain-lain.

Puisi menjadi bentuk perlawanan para penyair. Semisal puisi-puisi Widji Tukul.

Puisi di Zaman Now

Puisi Pop (kamar)
Yaitu puisi yang asyik dibaca bebas, seperti karya Sapardi Djoko Damono. Puisi ini tak cocok di baca di ruang auditorium. Contoh lain puisi pop alias populer adalah puisi-puisi yang bertebaran di beranda media sosial.

Puisi Nyastra (auditorium)
Puisi-puisi yang lebih ‘keras’, seperti karya Taufik Ismail. Puisi-puisi yang kerap dibacakan di ruang-ruang khusus dengan maksud tertentu.

Kehadiran media sosial memantik orang untuk kerap melahirkan karya-karya semacam puisi. Sama halnya dengan karya tulis lain, membuat puisi juga memerlukan riset.

Tangkap Fenomena, Jadikan Puisi!
  1. Manfaatkan situasi
  2. Rajinlah mengamati keadaan
  3. Jadilah pendengar yang baik
  4. Catat saja yang bisa dijadikan puisi
Mulailah Menulis
  1. Buka alat tulis, kemudian tulis, tulis, tulis.
  2. Tulis saja dulu apa yang kamu ketahui. Jangan memikirkan jelek atau tidaknya. Apalagi memikirkan akan ditertawakan orang lain.
  3. Setelah ditulis, lalu diendapkan (disimpan) selama lebih kurang dua jam, satu hari, atau satu minggu. Asal jangan sampai berbulan-bulan. 
  4. Editing adalah kegiatan yang sama pentingnya dengan menulis, melalui editing karya tulis bisa dipertajam dan diperbaiki dari segala sisi.
Perkaya Diksi dan Gaya Bahasa
Diksi

Perkayalah diksi agar puisi bagus, dalam makna, dan enak dibaca. Semakin bervariasi diksinya, semakin bagus, namun bukan berarti harus dipaksakan. Karena (di zaman sekarang) puisi yang baik adalah yang mudah dipahami pembaca, pesannya sampai.

Membaca adalah aktivitas menulis dengan membaca ibarat kesatuan antara baju dan celana. Salah satunya tak mungkin ditanggalkan. Seorang pembaca belum tentu penulis, namun seorang penulis sudah pasti seorang pembaca pula. 

Manfaat membaca bagi Penulis: 
  1. Melancarkan proses menulis
  2. Memperkaya imajinasi
  3. Melahirkan ide-ide baru dan segar
  4. Menambah wawasan
  5. Menghindari writer’s block (buntu)
Beberapa manfaat membaca menurut “Aidh bin Abdullah Al-Qarni
  1. Menghilangkan kecemasan
  2. Terhalang dari kebodohan
  3. Tidak ada waktu untuk berhubungan dengan orang malas dan tidak mau bekerja
  4. Membantu mengembangkan keluwesan dan kefasihan bertutur kata
  5. Membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir
  6. Meningkatkan pengetahuan, memori, dan pemahaman
  7. Dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang lain, seperti mencontoh kerarifan dari orang bijaksana dan kecerdasan orang berilmu
Mulailah Menulis
Tulislah karena kamu suka, bukan karena dipaksa. Tulislah karena kamu cinta, bukan karena kamu ingin dipuja.

Ketahuilah, di sekitar kita adalah puisi. Kehidupan adalah puisi. Semesta ini penuh dengan puisi. Sebab itu, jangan sia-siakan kesempatan. Tulislah!

Tips:
Baca! Baca! Baca!
Tulis! Tulis! Tulis!

Musuh terbesar bagi penulis pemula adalah kekurangan ide. Sementara musuh terbesar penulis dengan jam terbang tinggi adalah kebanjiran ide.

Marilah sama-sama kita membangun kebiasaan menulis, dengan menulis berarti membuat kita tetap ada di pusaran dunia walaupun jasad telah lama berpisah.

Menangkap Fenomena ke dalam Puisi




Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama