Teknik Editing Karya Jurnalistik

Notula            : Pertemuan Ke-7
Hari, tanggal : Rabu, 13 September 2017
Topik              : Teknik Editing Karya Jurnalistik
Pemateri         : Yarmen Dinamika

Notulis           : Ihan Nurdin

Pekerjaan jurnalistik meliputi 6 M yaitu:
  1. Mencari
  2. Memperoleh
  3. Memiliki
  4. Menyimpan
  5. Mengolah
  6. Menyiarkan

Kalau dilihat dari urutan 6 M di atas, ada yang mirip yaitu memperoleh, memiliki, menyimpan namun ketiganya memiliki makna yang berbeda. Ada satu tahapan pekerjaan yang dari 6 itu tidak terlihat, yaitu teknik mengedit.

Ada tiga step menulis di antaranya,
Step 1:
Memindahkan secara selektif apa yang ada dalam catatan, rekaman, ingatan, ke atas kertas kerja kita (laptop, buku, dan catatan ) bertujuan untuk proses seleksi. 

Step 2:
Memperbaiki dari apa yang ditulis tadi (sudah masuk bagian kecil dari tahapan editing). Dalam proses ini dibutuhkan Swasunting dari penulis sendiri. Posisinya ia adalah menjadi pembaca atas tulisannya sendiri.

Step 3:
Memberi ruh dalam tulisan yang sudah diperbaiki sehingga mencerahkan pembaca. Pekerjaan terberat dalam tugas jurnalistik adalah mengedit. Dari tiga step di atas, dua step terakhir itulah yang disebut teknik mengedit

Langkah PERMANEN dalam mengedit sebuah tulisan:

1) JUDUL
  • Mencerminkan isi, 
  • Singkat dan padat, 
  • Sebaiknya mengandung Subjek Predikat Objek, 
  • Komunikatif (langsung bisa dimengerti pembaca atau pendengar), 
  • Tidak bombastis, 
  • Tidak sensasional,
  • Tidak menghakimi, 
  • Tidak menonjolkan unsur SARA, 
  • Sebaiknya menggunakan kalimat aktif dan transitif, dimulai dari S - P - O – K
  • Sebaiknya menggunakan kalimat aktif dan transitif, dan 
  • Dimulai dari subjek
Contohnya: 
  • MK Tolak Gugata Mualem TA Khalid 
  • Polisi Tangkap Kapolsek karena Bermain Kayu
  • Puting Beliung Rusak 50 Rumah di Abdya 
Dalam judul jangan menggunakan Negative Remark, yaitu pernyataan yang menegatifkan orang lain. Misalnya; menuduh seseorang pencuri, padahal belum ada putusan pengadilan, buat saja tersangka.

Kualitas tulisan ditentukan oleh empat hal:
  1. Ide
  2. Bahan
  3. Bahasa
  4. Teknik Penyajian
2. LEAD
Lead disebut juga teras berita atau beranda berita. Fungsi LEAD:
  • Rangkuman atau resume dari keseluruhan konstruksi/tubuh berita. Cukup dengan dibuat 2 alinea.
Makna dari resume; kalau orang baca lead sudah mewakili alinea berikutnya. Pekerjaan berat kita adalah mengekstraksikan seluruh berita. Lead harus menawan sehingga menarik perhatian pembaca pada lima detik pertama. Satu kalimat di lead tidak boleh lebih dari 17 kata. Rujukannya kalimat saat ijab kabul. 
  • Promise ialah janji penulis kepada pembaca.
Pembagian unsur-unsur yang ada dalam berita (5 W + 1 H). Kewajiban kita adalah lihat dulu 6 unsur itu apakah sudah lengkap semua, sebuah berita tidak lengkap jika keenam unsur itu tidak lengkap.

3. AKURASI UNSUR BERITA
Pastikan bahwa unsur What, Who, When, Where, Why, dan How ditulis lengkap di antara lead dan kalimat pendukung, baik di alinea ketiga maupun keempat. 

Dalam akurasi juga penting bagaimana relevansi jabatan orang dengan otoritas yang dia miliki. Atau memperhatikan istilah-istilah yang tidak 'nyambung' dengan konteks tulisan.

Gelar, dalam ragam Bahasa Jurnalistik boleh menyimpangi ragam umum, contoh, setelah nama dalam kurung ada usia. Dalam ragam jurnalistik boleh tidak menggunakan titik (.) dalam gelar seseorang.

4. EJAAN
Pastikan ejaan dalam setiap kata ditulis dengan benar sesuatu Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Ketentuan ini berlaku untuk bahasa asing dan bahasa daerah, bedanya penulisan bahasa asing dan bahasa daerah dalam teks bahasa Indonesia harus dimiringkan.

Dalam ejaan ada hukum kesepakatan namanya KPTS, semua kata yang berawalan KPTS bila mendapatkan awalan “me” maka harus dilebur. 

Dalam ejaan ini termasuk penting mana kata yang di belakangnya ada huruf H, dan yang tidak ada huruf H.  Kelebihan Bahasa Indonesia adalah membakukan tulisan, bukan membakukan lisan.

5. TANDA BACA
Penggunaannya harus sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Misalnya setelah tanda tanya (?) atau tanda seru (!) tidak perlu lagi dibuat tanda titik (.) Karena pada tanda tanya dan tanda seru sudah ada titik di bawahnya.

Setiap unsur yang diperinci lebih dari tiga wajib diberikan koma (,) baru dan, dan ini berlaku untuk kalimat yang panjang. 

Setelah titik dua tidak boleh ada tanda kutip ("), karena fungsinya sama. Dan tidak boleh ada tanda kutip terdapat tanda kutip. 

6. LOGIKA KATA DAN KALIMAT
Pastikan logika kata dan kalimat dalam setiap alinea itu benar dan logis. Misalnya jangan memakai kata mengejar ketertinggalan kalau ingin maju.

7. TRANSISIONAL
Pastikan pengalihan dari satu paragraf ke paragraf berikutnya berjalan alami, tidak tertatih-tatih seperti kambing gunung di batu cadas. 

Adakalanya transisional itu bersifat afirmatif (mengiyakan, membenarkan), adakalanya negasi (menidakkan atau menyangkal), ada kalanya bersifat kronologis, adakalanya antagonis/kontridiktoris (saling menyangkal). 

8. KOHESI dan KORELASI
Kerekatan dan hubungan antarkalimat harus rapat benar. Contoh; Jika-Maka, Sehubungan-Dengan, Terbuat-Dari, Terdiri-Atas, 

Dari kata kohesi ini lahir kalimat induk kalimat dan anak kalimat. Di dalam bahasa jurnalistik cukup menggunakan 'dua generasi' ini. 

9. KONSISTEN
Menerapkan prinsip one paragraf one idea. Sebelum tuntas dan berakhir dalam satu kalimat, jangan beralih dulu ke paragraf berikutnya. 

Hindari kalimat yang super panjang, karena pembaca akan sangat kesulitan menangkap pesan utama dalam kalimat yang terdiri atas empat level generasi. Prinsip konsistensi ini yang paling penting adalah less is more. Bermakna sedikit tapi banyak. 

10. HINDARI DELIK PERS
Pastikan berita yang Anda tulis dan edit bebas dari unsur delik pers. Karya jurnalistik yang kita buat harus bebas dari jerat hukum pidana dan perdata. Karena itu wajib dilakukan check dan recheck, cover both side, cover all side, hindari fitnah, data yang tidak akurat, gosip, hoax, dan perbuatan yang tidak menyenangkan orang lain, berita harus berdasarkan fakta, tak boleh disusupi unsur opini, apalagi khayalan. 

11. MEMBACA ULANG
Membaca ulang naskah yang sudah ditulis untuk memastikan:

a) Apakah judul yang Anda pilih sudah tepat dan sesuai dengan keseluruhan isi teks
b) Apakah tak ada unsur 5 W 1 H yang terluput
c) Apakah Anda telah menutup semua peluang bagi orang lain/narasumber secara perdata/pidana
d) Apakah ejaan/tanda baca/kaidah bahasa lainnya sudah Anda tulis dengan tepat

Setelah tulisan dianggap press clear (bersihkan secara karya jurnalistik), barulah disetorkan ke redaktur atau seterusnya.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama